
loading...
Pemain film Pirates of the Caribbean: At World’s End itu memilih menjalani hidup yang sederhana. Meski meraup pendapatan hingga USD21,9 juta pada 2014 atau menjadi artis berpendapatan tertinggi kedua di Hong Kong, Chow dilaporkan tidak pernah hidup bermewah-mewahan.
Dia hanya menghabiskan uang sekitar USD102 (Rp1,5 juta) per bulan, naik moda trans portasi umum, dan makan di warung makan pinggir jalan. Chow juga senang membeli pakaian yang relatif murah dan dikenai diskon tinggi, tapi nyaman dipakai dan tidak mengganggu orang lain.
“Saya tidak membeli dan mengenakan pakaian untuk menarik pujian orang lain. Selama busana itu nyaman dipakai, saya sudah merasa senang dan tenang,” katanya, dikutip ETtoday.net. Selama 17 tahun terakhir, pria berusia 63 tahun itu juga hanya menggunakan ponsel Nokia generasi pertama.
Namun, ponsel tersebut rusak sekitar dua tahun yang lalu sehingga Chow terpaksa harus membeli ponsel baru. Chow juga sangat menyukai olahraga, terutama hiking dan joging, untuk menjaga kebugaran. “Kesalahan terbesar di dalam hidup ini ialah mengorbankan kesehatan,” imbuh Chow.
Istri Chow, Jasmine Tan, merupakan orang pertama yang menguak rencana suaminya menyumbangkan seluruh kekayaannya. Jasmine merupakan bendahara kepercayaan Chow yang bertanggung jawab mengelola hartanya. “Uang ini bukan milik saya,” kata Chow.
“Saya hanya menyimpannya. Impian saya ialah menjadi orang yang bahagia dan normal. Hal paling sulit di dalam hidup ini bukanlah tentang bagaimana mendapatkan uang, tapi bagaimana menjaga pikiran tetap damai, hidup sederhana, dan peduli terhadap orang lain,” sambungnya.
Chow terlahir di Pulau Lamma, Hong Kong. Ibunya merupakan seorang petani sayur-sayuran, sedangkan ayahnya bekerja di perusahaan minyak Shell Oil. Dia tumbuh di tengah masyarakat perdesaan dengan mayoritas rumah tanpa listrik. Pada pagi hari Chow kecil membantu ibunya menjual herbal jelly dan puding Hakka.
Sementara itu, Pendiri Micro soft Bill Gates mengundurkan diri sebagai chairman Microsoft pada 2014 dalam usia 58 tahun dan kini fokus mengabdikan diri pada kegiatan filantropi melalui Bill and Melinda Gates Foundation yang bergerak pada bidang kesehatan, penanganan kemiskinan, pendidikan, dan akses teknologi informasi bukan hanya di Amerika Serikat, melainkan juga pada banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Salah satu Pendiri dan Chairman Executive Alibaba Group Jack Ma juga ingin mengun durkan diri dari posisi puncak perusahaan untuk fokus pada kegiatan filantropi. Jack Ma nanti ingin mendarmabaktikan hidupnya untuk pendidikan, dunia yang memang sangat dicintainya.
“Saya ingin lebih fokus melakukan kontribusi sosial dan amal,” ujar Ma kepada Bloomberg TV pada pekan ini. “Saya mungkin tidak akan pernah sekaya Bill Gates. Namun, saya ingin mengikuti jejaknya mengejar filantropi,” tambahnya. Bagi Jack Ma, pensiun dalam usia muda untuk kemudian fokus pada kegiatan amal sudah menjadi cita-cita yang sejak lama didambakannya.
Dalam beberapa konferensi, dia sering mengatakan tidak ingin menghabiskan hidupnya di perusahaan. Dia berkeinginan pensiun dan kembali mengajar seperti dulu. Di Alibaba, dia juga sering dipanggil dengan sapaan Guru Ma. Sementara aktor kelahiran Beirut, Lebanon, berkebangsaan Kanada, Keanu Reeves secara diam-diam sangat aktif dalam kegiatan filantropi.
Dia menyumbangkan penghasilannya untuk anak-anak yang menderita kanker setelah saudari kandungnya didiagnosis leukemia. Ingin tetap anonim, Reeves tidak pernah mencantumkan namanya ke yayasan nonprofit yang dia bentuk untuk mendanai riset kanker dan merawat anak penderita kanker di berbagai rumah sakit.
Dia juga berdonasi untuk Spinal Cord Oppor tunities for Rehabilitation Endowment (SCORE), lembaga amal yang mendukung para pemain hoki dengan luka tulang belakang.
(don)
No comments:
Post a Comment