loading...
Di Tanjung Balai Karimun, nuansa religi akan terasa sangat kuat. Oleh karena itu, salah satu destinasi yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Masjid Haji Abdul Ghani. Masjid ini disebut sebagai tertua di Karimun. Karena, dibangun pertengahan abad 19, semasa Kerajaan Riau-Lingga. Pembangunannya atas perintah Sultan Abdul Rahman Muazzamsyah di tahun 1883—1911. Pembangunannya oleh Raja Abdul Ghani bin Raja Idris bin Raja Haji Fisbillilah.
“Budaya Melayu sangat kental di Karimun. Wajar bila wilayah ini banyak memiliki cagar budaya Masjid. Meski usianya tua, namun fisik bangunan dan keasliannya terjaga. Posisi Masjid tersebut tentu jadi daya tarik utama wisata halal di Karimun. Sekaligus, sisi lain unik dari Festival Barongsai,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, Minggu (21/4/2019).
Baca Juga:
Bangunan Masjid Haji Abdul Ghani masih otentik. Meski berukuran sedang, ruang utamanya luas dan bisa menampung 100 jamaah. Lantaran berada di Pulau Buru, Masjidini juga kerap disebut sebagai Masjid Buru. Bangunan itu dilengkapi 4 pilar utama setinggi 5 Meter sebagai penyangga bangunannya. Yang menarik, kabarnya arsitektur Masjid Haji Abdul Ghani berasal dari Tionghoa. Salah satu penandanya berupa menara masjid yang berbentuk kerucut.
Menaranya sepintas seperti ruang pembakaran hio. Uniknya, lubang ventilasinya terbuat dari batu giok biru lengkap dengan ukiran khas Tiongkok. Tinggi menara ini sekitar 21 Meter dengan diameter 4 Meter dan masih difungsikan untuk mengumandangkan adzan. Di depan masjid, terdapat perigi atau sumur sebagai tempat berwudhu. Perigi dilengkapi 4 nak tangga yang juga masih otentik.
“Keberadaan Masjid Haji Abdul Ghani ini mengagumkan. Bukan hanya bentuk arsitekturnya, ornamen dari bagunannya masih asli. Ahli waris Masjid Haji Abdul Ghani sengaja mempertahankan keasliannya. Jadi, wisatawan masih bisa menikmati suasana masa silam secara utuh di sana,” kata Rizki.
Selain Masjid Haji Abdul Ghani, Karimun juga memiliki Masjid Al Mubarak. Arsitekturnya klasik gaya Melayu. Lokasinya berada di Meral, Karimun. Masjid ini dibangun pada masa Raja Usman Bin Raja Ishak. Amir Karimun ke-3 dengan gelar Engku Andak (1301 Hijriah). Masjid Al Mubarak bisa menampung 1.000 jamaah.
Pada sisi lain kompleks masjid, terlihat sisa bangunan rumah tinggal Amir Karimun. Pada masanya, Masjid Al Mubarak tergolong maju dan mewah. Dari arsitektur, konstruksi, hingga materialnya tergolong modern. Sebab, dijumpai serpihan keramik dengan pabrikan asal Prancis.
“Karimun banyak memiliki destinasi terbaik untuk wisata halal. Masjidnya memiliki nilai history kuat. Pesona ini merupakan magnet terbaik bagi pengunjung Festival Barongsai 2019. Mereka bisa menikmati sisi lain melalui wisata halal Karimun. Sebab, ada banyak experience luar biasa yang ditawarkan di sini,” papar Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.
Masjid Al Mubarak kerap menjadi destinasi pilihan wisatawan Singapura dan Malaysia. Itu menjadi alasan tertentu mengapa wisatawan 2 negara itu memilih Masjid Al Mubarak. Wisatawan asal Singapura dan Malaysia banyak yang masih kerabat dengan Amir Karimun dan Amir Pulau Buru.
“Silahkan datang ke destinasi halal Karimun sembari menikmati Festival Barongsai 2019. Sebab, ada banyak inspirasi yang bisa dilgali langsung di sana,” kata Dessy.
Destinasi lain di Karimun adalah Masjid Agung Karimun. Masjid tersebut menjadi landmark Kota Karimun. Pembangunannya dilakukan 2003. Salah satu keunikannya adalah deretan Pohon Kurma yang ada di halaman masjid. Memiliki 2 lantai, Masjid Agung Karimun dilengkapi Kubah besar. Dindingnya terpahat beberapa tulisan ayat Alquran.
Warna modern sarat filosofi juga ditampilkan Masjid Baiturrahman. Berada di Teluk Air, Karimun, lantai 1 masjid memiliki 5 pintu sesuai jumlah sholat 5 waktu. Pada lantai 2, terdapat 7 pintu dengan masing-masing tangga. Ada 17 anak tangga pada setiap tangganya yang jadi simbol jumlah rakaat sholat dalam 5 waktu. Diameter kubah 8 Meter dengan tinggi 4 Meter sebagai tanda arah dan mazhab besar Islam.
“Destinasi halal di Karimun menawarkan banyak alternatif. Spot ini tentu menjadi rujukan terbaik bagi para pengunjung Festival Barongsai 2019. Apalagi, Karimun bersama dengan Kepulauan Riau menjadi destinasi wisata halal papan atas bahkan level dunia,” ujar Kabid Pengembangan Pemasaran Area II Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Trindiana M Tikupasang.
Memiliki banyak destinasi dengan support infrastruktur terbaik, progress wisata halal Kepulauan Riau naik signifikan. Pada 2019, zona Kepulauan Riau-Riau mendapatkan total skor 63 dari GMTI-IMTI. Nilai ini surplus 13 point dari 2018. Acuannya perkembangan aspek access, communications, environment, dan services. Dan, destinasi masjid klasik dan modern tersebut masuk ranah services.
“Karimun ini memiliki potensi besar dalam hal wisata halal. Semua aspek sangat bagus di sana. Potensi tersebut berpengaruh signifikan kepada point Kepulauan Riau-Riau di GMTI-IMTI. Kualitas destinasi di sana sudah diakui, selain dominasi kuat sejarahnya. Yang jelas, destinasi itu jangan sampai dilewatkan karena ada banyak value yang ditawarkan,” tutur Menteri Pariwisata Arief Yahya.
(alv)
No comments:
Post a Comment