loading...
Bersama dengan Make Over selaku official make up partner JFW 2020, untuk kelima kalinya, Make Over menampilkan konsep make up bertajuk Colors Uncensored yang mengedepankan teknik make up profesional yang menonjolkan masing-masing bagian yaitu wajah, mata dan bibir dengan tema Contra Contour, Eyesight Shade, dan Lip Blast Off.
Selain itu, Make Over juga menggandeng 3 desainer muda Indonesia dengan karakter yang berbeda-beda yaitu Tities Sapoetra, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Albert Yanuar untuk berkolaborasi di panggung Jakarta Fashion Week 2020 dalam menterjemahkan tren ini kepada seluruh pecinta dunia kecantikan dan mode Tanah Air.
Baca Juga:
“Make Over ingin mengajak para wanita untuk berani bereksplorasi dengan berbagai macam warna make up yang ada. Kami ingin mengajak wanita untuk berani menggunakan segala warna dan tanpa boundaries, serta lebih berani untuk mengekspresikan dirinya dengan menggunakan pilihan warna yang tersedia dari Make Over," kata Stephanie Lie selaku Brand Manager Make Over.
"Kami ingin meyakinkan para wanita untuk berani merepresentasikan karakter mereka yang menarik melalui ragam warna. Colors Uncensored juga menawarkan kebebasan untuk menggunakan teknik make up yang eksploratif dari beragam produk yang dimiliki Make Over," tambahnya.
Tiga teknik eksploratif yang diangkat dalam Colors Uncensored antara lain Contra Contour, yaitu teknik make up untuk area kompleksi wajah. Selain itu, teknik make up ini juga mengedepankan drapping blush atau penggunaan warna make up bebas. Teknik kedua adalah Eyeshight Shade yaitu teknik make up untuk area mata yang mengedepankan layering matte dan shimmering colors, juga dilengkapi dengan bentuk alis natural.
Sementara, yang ketiga merupakan teknik Lip Blast Off untuk area bibir yang mengutamakan ketahanan warna matte, intens, transferproof dan tahan lama hingga 14 jam. Terinspirasi dari keindahan sebuah bunga, Cananga menjadi judul koleksi terbaru spokeperson designer Make Over, Tities Sapoetra, dalam gelaran JFW 2020.
"Cananga sebuah bunga yang memiliki bentuk dan wangi yang sangat khas, yang membuatnya dipakai oleh keluarga bangsawan tempo dulu dalam upacara-upacara penting, serta memilik khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan. Keindahan bunga Cananga diwujudkan dalam warna cantik yang terinspirasi dari Make Over eye pallet varian Powerstay Royal Rose dan Uptown Bae yang didominasi warna-warna kuat, ungu dan warna dalam nuansa pink dan orange," jelas Tities.
Tak hanya itu, dalam koleksi Cananga Tities Sapoetra juga menghadirkan circle keindahan seorang wanita dalam bentuk print beauty polkadot yang diwujudkan dalam beragam busana ready to wear. The Far East karya Yosafat Dwi Kurniawan juga merupakan istilah yang sering digunakan oleh bangsa Eropa sejak abad ke 12 untuk menggambarkan negara-negara di Asia Timur. Oleh karena itu dalam koleksinya ini Yosafat terinspirasi dari budaya negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Korea dan Jepang, yang dieksplorasi melalui sudut padang budaya dan kultur barat.
Karya seni Tiongkok kuno yang menggambarkan pemandangan pegunungan diterjemahkan menjadi motif dalam koleksi The Far East dengan teknik digital, teknik digital print. Yosafat banyak mengambil inspirasi dari kostum-kostum yang dipakai Anna May Wong, bintang film Hollywood asal Tiongkok pertama, dalam film-film seperti Shanghai Express, Tiger Bay dan Limehouse Blues. Selain itu arsitektur gedung-gedung futuristik seperti SOHO Galaxy dan Tianjin Binhai Library yang memiliki garis-garis modern dalam rangkanya juga menginspirasi Yosafat untuk dijadikan siluet dalam koleksi ini.
Albert Yanuar mengambil tema Vere Volucres, kata Latin dari Springs Birds yang terinspirasi oleh keindahan burung-burung yang hidup di pulau tropis seperti Indonesia. Burung Kakak Tua, Beo dan Flamingo adalah objek utama yang mendominasi koleksi dengan menggunakan beberapa teknik bordir manual dengan tangan yang rumit digunakan untuk memberikan tekstur 3 dimensi tanpa menggunakan bulu-bulu asli. Albert menggunakan bahan tile yang sangat lembut, satin sutra, chifon sutra dan organza sebagai bahan dasar utama yang memberikan efek dramatik, halus namun berkarakter.
Albert menggunakan warna dasar seperti biru tua, biru tengah malam, merah tua, pink tua dan abu-abu untuk menonjolkan motif burung yang memperkuat tema. Dalam koleksi ini Albert memiliki pesan moral untuk mengajak para penikmat fashion untuk bisa menikmati keindahan fauna di dalam corak pakaian dan terlihat cantik mempesona tanpa harus membunuh atau melukai binatang dengan mencabuti bulunya.
(tdy)
No comments:
Post a Comment