loading...
Anak-anak penderita Growth Hormone Deficiency umumnya memiliki kondisi yang normal saat lahir, namun keterlambatan pertumbuhan baru terlihat beberapa tahun kemudian.
"GHD itu muncul ketika tubuh anak tidak mampu menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup untuk pertambahan ukuran tubuh sesuai usianya. Hormon pertumbuhan membantu anak-anak agar tumbuh tinggi," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A(K).
"Anak dengan GHD mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Umumnya mereka mengalami keterlambatan pertumbuhan hingga 2 inci (5,08 cm) per tahun dan terlihat lebih gemuk dan muda untuk usianya," tambahnya.
Selain itu, perkembangan tulang yang lemah juga merupakan pertanda hormon pertumbuhan tidak mencukupi. Meski bukan penyakit keturunan, namun dalam jumlah kecil GHD ditemukan pada kakak beradik. Sementara saat ini, permasalahan GHD sebagai salah satu penyebab anak tumbuh pendek belum mendapat kesadaran yang cukup.
Masih banyak orang tua yang belum memahami kondisi ini. Di mana angka kejadian defisiensi hormon pertumbuhan diestimasikan terjadi pada 1:4000 sampai 1:10.000 anak. Ada pemahaman orang tua bahwa anak yang tumbuh tidak optimal hanya disebabkan oleh gizi yang tidak sempurna.
Padahal terapi yang terlambat dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan psikologis pada anak di masa mendatang sehingga diperlukan deteksi dini untuk menentukan terapi yang tepat.
"Para orang tua memiliki kewajiban untuk memperhatikan setiap fase pertumbuhan anaknya. Kenapa? Karena Indonesia memiliki target Suistainable Development Goals di tahun 2030 yang tujuannya adalah menurunkan penderita stunting dan anak pendek. Hampir 40% atau 4 dari 10 anak Indonesia tumbuh pendek. Ini berbahaya bila anak tumbuh pendek," tandasnya.
(tdy)
No comments:
Post a Comment