Pages

Tuesday, October 30, 2018

Film Lima Disesaki Penonton di Selandia Baru

Suara.com - Setelah Thailand dan Korea Selatan, film produksi Indonesia, Lima diputar di Selandia Baru. Film yang diproduksi Lola Amaria itu pun mendapat sambutan hangat.

Pemutaran film Lima digelar di Ruang Bali di Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru, Jumat (26/10) malam. Ruangan tersebut pun tampak penuh sesak dengan penonton.

Para penonton film Lima di Selandia Baru. (dokumentasi Lola Amaria)
Para penonton film Lima di Selandia Baru. (dokumentasi Lola Amaria)

Sebelum pemutaran film Lima didahului dengan diskusi singkat mengenai alasan mengangkat tema Pancasila dalam film ini. Acara yang terselenggara berkat kerjasama Lola Amaria Production, KBRI Wellington, Persatuan Pelajar Indonsia (PPI) New Zealand, PPI Christchurch, PPI Wellington dan PPI Auckland ini juga dihadiri Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.

"KBRI dan masyarakat Indonesia di Wellington beruntung dengan kedatangan seorang sineas muda idealis dan kreatif seperti Lola Amaria," ujar Tantowi di sela-sela acara.

Sedangkan Lola Amaria dalam sambutannya menyampaikan bahwa Selandia Baru adalah negara kelima yang dihampiri film Lima. Di mana Wellington menjadi kota kedua di Selandia Baru yang dikunjungi tim Lola Amaria Production setelah sebelumnya sukses ditayangkan di Christchurch.

"Dan selanjutnya dijadwalkan untuk diputar di Auckland," ujar sutradara film Labuan Hati ini.

Lola Amaria berharap, usai menonton film ini, penonton dapat pulang dengan membawa pandangan positif tentang toleransi, kebhinnekaan dan semakin memperkuat semangat kebangsaan.

Lola Amaria bersama Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. (dokumentasi pribadi Lola Amaria)
Lola Amaria bersama Dubes Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. (dokumentasi pribadi Lola Amaria)

Seperti diketahui, film Lima disuradarai oleh lima sutradara yaitu: Lola Amaria, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Adriyanto Dewo dan Harvan Agustriansyah yang masing-masing menggarap setiap sila dari Pancasila dan kemudian disatukan menjadi plot cerita utuh.

Film berdurasi 110 menit ini mengangkat kisah pentingnya toleransi dan kebhinekaan yang saat ini terancam dengan nilai-nilai chauvinistik terhadap golongan, ras atau agama tertentu. Pesan yang ingin diangkat, Pancasila, terutama sila ketiga: 'Persatuan Indonesia' tidak akan terberangus dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Let's block ads! (Why?)

https://www.suara.com/entertainment/2018/10/30/224057/film-lima-disesaki-penonton-di-selandia-baru

No comments:

Post a Comment