loading...
Menurut gitaris Rage Against The Machine itu, Trump merupakan pemimpin yang sangat keji. "Saya pikir penting untuk tidak melihatnya secara independen dari sistem yang menghasilkannya," tegasnya saat diwawancarai NME baru-baru ini.
"Dan bertahun-tahun kebijakan neoliberal yang didukung oleh (Bill) Clinton, (George) Bush, (Barrack) Obama dan (George W) Bush lainnya yang menyebabkan kelas pekerja benar-benar menderita, dan mereka mengirim anak-anak mereka ke luar negeri untuk bertempur dalam perang yang konyol dan tidak bermoral," terang musisi 54 tahun itu.
Berasal dari kota kecil di Illinois, Morello mengungkapkan bahwa pilihan yang tersedia bagi masyarakat di sekitarnya adalah bergabung menjadi tentara, bekerja di toko retail atau menjual narkoba.
"Dan mereka melihat sistem yang rusak, dan Trump memberikan jawaban dengan seenaknya sendiri, itu merupakan kesalahan orang-orang Meksiko, itu adalah kesalahan orang Islam, ini semacam cara rasis untuk membagi dan menaklukkan kelas pekerja yang sudah sukses sebelumnya dan tentu saja telah berhasil dengan demagog ini," jelas Morello.
Lebih lanjut Morello menuturkan bahwa Trump adalah budaya dari korupsi, kebohongan dan hasutan yang tidak boleh membutakan masyarakat akan pentingnya berbicara lewat kotak suara atau berbaris di jalan. Bagi Morello, ini satu alasan mengapa orang-orang tidak boleh diam dalam panggilan mereka.
"Kita semua memiliki megafon dengan ukuran berbeda untuk berbicara," ucap Morello, yang juga gitaris Prophets of Rage dan pernah satu band dengan mendiang Chris Cornell di Audioslave.
Cara terbaik untuk menghadapi Trump, kata Morello, adalah perlawanan massal untuk melawan politisi yang tidak akan berhenti untuk mengontrol mayoritas orang Amerika Serikat. "Cara perubahan yang terjadi di negara saya, progresif, radikal dan bahkan revolusioner selalu datang dari bawah," tukasnya.
(nug)
No comments:
Post a Comment