Pages

Wednesday, October 10, 2018

Monterrey di Gunung Kidul, Pada Mulanya Harapan

loading...

Jam belum menunjukkan pukul 20, Sabtu (29/9) malam itu. Di salah satu vila Radika Paradise, saya dan beberapa teman masih memilih untuk melenturkan otot yang kaku usai offroad ke Timang dan Pok Tunggal. Ruangan yang bersih, sejuk, dan  kasur tebal empuk cukup menggoda tubuh letih untuk sekadar rebah sesaat.  

Dalam hening, terdengar alunan musik lamat-lamat. Mata nyaris lelap kalau saja perut tidak berteriak lapar. Jarum jam hampir menuding pukul 21, ketika kami meninggalkan vila, menuruni belasan anak tangga, lalu menyusuri lorong berbatu susun menuju restoran yang berada di atas bukit.

Malam itu, pemilik Radika Paradise, Cyrillus Harinowo ada di tengah kami para wartawan. Ia tidak berjarak dengan kami. Pengamat ekonomi asal Yogyakarta itu, satu meja dengan saya. Bunyi musik yang cukup keras -kebetulan sound ada di dekat meja kami-tidak menghalangi kami untuk ngobrol selepasnya.

Saya berbisik kepadanya kalau saya sangat senang bisa duduk berhadapan muka dengannya. Dia tersenyum. Sempat saya lontarkan satu-dua pertanyaan terkait vila-vila yang menurut saya unik dan memiliki pesan dan makna tersendiri.

 

Let's block ads! (Why?)

https://lifestyle.sindonews.com/read/1345254/156/monterrey-di-gunung-kidul-pada-mulanya-harapan-1539216724

No comments:

Post a Comment