loading...
"Bali: Beats of Paradise" merupakan film dokumenter yang menggambarkan keindahan alam dan budaya pulau Bali. Sambutan luar biasa di Filipina terlihat dari antusias penonton yang hadir melebihi kapasitas venue hingga banyak penonton yang tidak mendapatkan tempat duduk. Penonton yang hadir pun beragam, mulai dari diplomat, pelajar, mahasiswa, pencipta lagu, sineas, stasiun-stasiun TV dari 10 negara sampai pemuka agama (suster dan pastur).
Kunjungan Livi Zheng ke Manila sendiri masuk dalam rangka memenuhi undangan Southeast Asia Video Festival for Children untuk menjadi grand juri dan pembicara. Selain Livi Zheng dari Indonesiam ada juga Kirsten Schneid dari Jerman dan Mai Sasayama dari Jepang.
Salah satu anggota juri dari Indonesia yang diundang yakni Ninik L. Karim, aktris senior yang beberapa kali meraih Piala Citra dan mendapat gelar aktris terbaik pada Festival Film Asia Pasifik tahun 1990. Ninik L. Karim pun mengakui ada spirit yang sangat menyala dari diri Livi yang tidak bisa menghambat dirinya untuk membuat "Bali: Beats of Paradise".
Menurutnya, hal yang menarik dari film dokumenter ini adalah bagaimana Livi Zheng mencoba untuk menyatukan kecintaan dan kekagumannya pada alat musik gamelan dengan sesuatu yang bisa membawa gamelan itu menerbarkan apinya ke seluruh dunia melalui musik rap karya Judith Hill. Dan hal tersebut oke banget, menurut Ninik L. Karim.
Dengan unsur kekiniannya dalam film ini, putri sulung pasangan Gunawan dan Lily Zheng sukses membuat film ini menjadi sesuatu yang menggebrak dan beliau sangat bangga, kagum dan berdoa supaya Livi lebih maju dan menghasilkan karya bagus lain kedepannya.
Selain Ninik L Karim, berbagai dukungan dan komentar positif berdatangan dari para penonton yang hadir, salah satunya dari Elvira Yap Go, Festival Director of Southeast Asia Video Festival for Children dan juga Presiden Anak TV.
Elvia mengungkapkan bahwa "Bali: Beats of Paradise" merupakan sebuah film dokumenter yang penuh dengan harapan, kecintaan akan budaya musik gamelan patut diperkenalkan di dunia internasional dan amat layak dijadikan contoh karena film dokumenter tidak selalu harus mengangkat isu sosial yang negatif. Film dokumenter bisa menjadi wujud kebanggaan akan kekayaan dan keindahan negara sendiri.
"Film ini diwarnai dengan ritme cerita yang berirama dan merupakan salah satu film dokumenter terbaik yang pernah saya tonton. Indonesia kaya akan beraneka ragam warisan budaya yang harus dijaga, dibanggakan dan dikembangkan oleh generasi muda, sehingga saya ucapkan selamat atas hasil karya Livi yang inspiratif," ungkapnya.
Ernie Magtuto, musisi dan pencipta lagu asal Manila, Filipina mengucapkan selamat atas film karya Livi tersebut. Baginya, film "Bali: Beats of Paradise" ini merupakan sesuatu yang sangat menarik dan inspiratif tentang budaya musik gamelan Indonesia.
"Saya berharap ke depannya Livi dapat menciptakan lebih banyak lagi film-film dokumenter lainnya yang memperkenalkan beraneka ragam warisan Indonesia di Asia Tenggara, karena film karya Livi Zheng ini sebuah film dokumenter yang penuh dengan harapan, kecintaan akan budaya musik gamelan yang patut diperkenalkan di dunia internasional," pujinya.
Seusai acara di Filipina, sineas kelahiran Malang, 3 April 1990 ini langsung menuju ke Beijing, China memenuhi undangan menjadi dosen tamu di Communication University of China. Dalam acara tersebut, Livi juga tentu akan menayangkan "Bali: Beats of Paradise".
Kemudian, 8 Desember nanti, Livi Zheng akan menerima penghargaan sebagai Duta Budaya atas karyanya "Bali: Beats of Paradise" di Los Angeles, Amerika Serikat bersama dengan sutradara "Crazy Rich Asian", Jon M. Chu dalam acara Unforgetable Gala, sebuah acara penghargaan tertua di AS yang diberikan untuk tokoh-tokoh Asia.
Sementara itu, "Bali: Beats of Paradise" merupakan film bertemakan gamelan yang disutradarai Livi Zheng yang mengambil kisah nyata sepasang suami-istri asal Indonesia yang memiliki mimpi dan berusaha memperkenalkan budaya gamelan Bali di dunia internasional.
Film ini juga ikut melibatkan musisi terkenal di antaranya Judith Hill, seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu asal California; dan I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia asal Bali yang terkenal dengan touch tapping style.
(nug)
No comments:
Post a Comment