Pages

Saturday, November 24, 2018

Interview: Karier Hanin Dhiya dari Cover Lagu hingga Bikin Single

Suara.com - Nama Hanin Dhiya mulai melambung usai mengunggah video cover song dari penyanyi-penyanyi ternama seperti Payung Teduh hingga Armada lewat akun YouTube-nya. Bahkan, setiap lagu yang dibawakannya bisa ditonton hingga jutaan kali. 

Kendati begitu, Hanin Dhiya sebetulnya memulai karier lebih dulu dengan menjadi peserta di ajang pencarian bakat, Rising Star Indonesia 2014. Disitu, remaja 17 tahun ini berhasil lolos melaju hingga babak grand final.

Hanin Dhiya saat ditemui di kantor Warner Music Indonesia, Tugu Tani, Jakarta Pusat pada Kamis (22/11/2018). [Sumarni/Suara.com]
Hanin Dhiya saat ditemui di kantor Warner Music Indonesia, Tugu Tani, Jakarta Pusat pada Kamis (22/11/2018). [Sumarni/Suara.com]

Dia bersaing di usia yang cukup muda, tapi sukses menyabet gelar runner up mengalahkan kontestan lainnya.

Lebih lanjut, berikut perjalanan karier Hanin Dhiya sebagaimana disampaikan secara eksklusif kepada Suara.com.

Gimana awalnya bisa jadi penyanyi?

Awalnya sih sebelum ikut ajang pencarian bakat juga memang dari kecil udah seneng ikutan festival begitu. Sampai akhirnya ikut beberapa ajang pencarian bakat sebelumnya tapi nggak pernah lolos. Barulah pas 13 tahun ngelihat iklan talent search itulah di TV, Rising Star Indonesia. Pingin ikutan. Terus ikut audisi hari pertama nggak lolos. Hari kedua lolos. Terus udah gitu ngalir aja sih waktu kompetisi itu. Dan nggak nyangka sampai grand final dan keluar sebagai runner up.

Kompetisi nyanyi apa aja yang diikutin?

Festival nyanyi di mall. Itu sering banget karena dari kecil hobinya ikutan lomba. Pokoknya dari umur 4 tahun udah ikutan lomba.

Ikut les vokal?

Dulu waktu kelas 1 SD sempet les satu tahunan. Eh, dua tahunan gitu gurunya meninggal dunia. Dari situ nggak ikut les les lagi.

Belajar nyanyi dari siapa dong?

Keluargaku kalau keturunan penyanyi, nggak ada sih. Tapi kalau latihan nyanyi di rumah keseringan sama ayah. Ayah juga nggak terlalu bisa nyanyi dan main musiknya juga ala kadarnya. Cuma sering kasih masukan. Ini kayak gini aja nih.

Gimana rasanya ikut kompetisi di Rising Star Indonesia diusia sangat muda?

Dulu kan aku 13 tahun itu masih kecil. Dan lawannya itu 20 tahunan. Makanya nggak nyangka saja bisa nyangkut sampai grand final.

Apa yang bikin kamu bertahan?

Sabar. Karena yang namanya karantina sama yang lain-lain pasti diperlukan kesabaran yang ekstra.

Emang nyanyi itu hobi Anda?

Emang cita-citanya pingin jadi musisi. Karena aku juga kan bisa main piano, bisa main gitar dikit, perkusi juga masih belajar sih.

Otodidak?

Nggak. Kebetulan di sekolah saya kan Sekolah Menengah Musik. Jadi di situ saya ambil mager perkusi. Baru belajar sih sekitar dua tahunan ini.

Setelah keluar jadi runner up gimana perjalanan karier Anda?

Setelah itu kan bingung mau ngapain. Karena yang biasanya setiap minggu ada acaranya di TV jadi nggak perlu pusing-pusing lagi. Setelah menjadi runner up, bingung mau ngapain. Akhirnya pingin nyanyi, pingin nyanyi uploadnya di Youtube.

Anda merasa mulai dikenal masyarakat pas kapan?

Terkenalnya bukan dari Rising Starnya. Justru dari YouTube. Kalau dulu dari Rising Star kurang notice juga sih orang-orang.

Tahun berapa nekuni Youtube?

Dari 2013 akhir. Eh nggak deng, dari 2014.

Ingat nggak pertama kali yang posting?

Sebenarnya pertama kali yang di-posting di channel YouTube itu vlog selama di Rising Star. Karena dulu yang nge-handle channel YouTube-nya kan om. Cuma kalau untuk cover song yang pertama kali itu lagunya 'Stand Up For Love' kalau nggak salah itu yang di-upload.

Lagu cover apa yang bikin Anda booming banget?

Apa yah? 'Asal Kau Bahagia' sih. Pertama itu yang bikin terkenal. Kalau nggak salah sudah 40 jutaan penonton lebih deh.

Gimana perasaannya ditonton sebanyak itu?

Nggak nyangka sih. Seneng juga karena teman-teman dari Armada juga welcome banget sampai akhirnya lagunya bisa di-recycle sekarang. Alhamdulillah senang banget.

Kalau cover lagu Akad gimana?

Itu setelahnya 'Asal Kau Bahagia', baru deh 'Akad' aku cover.

Sempat disindir juga tuh sama Payung Teduh?

Sebenarnya masalahnya bukan sama Hanin sih. Karena kan Mas Is (eks vokalis Payung Teduh) juga mempermasalahkan tentang orang yang menjual coverannya itu di digital platform kayak iTunes, Joxx, Sportify gitu. Kalau Hanin kan cuma di YouTube doang.

Yang menjual siapa?

Nggak tahu. Kalau itu saya nggak tahu. Aku juga nggak tahu semenjak itu kenapa netizen jadi rame sendiri. Mungkin karena view cover laguku itu lebih tinggi dari aslinya mungkin gara-gara Payung Teduh sempet nge-take down videonya juga. Lagian aku sempet ketemu Mas Is di Purwokerto. Yah, memang nggak ada masalah apa-apa sebenernya sama Payung Teduhnya.

Bikin trauma nggak?

Nggak. Karena saya nggak salah kenapa harus takut.

Kalau cover lagu tentu harus minta izin, itu bagaimana?

Sebenarnya kalau masalah itu kan dari dulu juga, saya sebenarnya masih bingung masalah ini. Dulu sebelum ada masalah yang sebelumnya ini, kan cover bebas-bebas saja, nggak ada rules-nya, karena setahu saya dari YouTube-nya, kalau ngomongin hasil nih, kan pasti otomatis kebagi dua. Kalau untuk izin-izin sekarang cover, kalau kenal sama penciptamya bisa langsung izin, kalau sekarang YouTubenya sudah dipegang sama Warner, jadi sudah ada yang ngurus secara administrasi.

Hati-hati untuk cover?

Kalau hati-hati mungkin, hati-hati dari segi apanya bingung juga. Tapi milih-milih sih iya.

Setelah dikenal gara-gara cover song sekarang bikin single sendiri gimana?

Seneng banget sih. Karena ini salah satu untuk menjawab banyak pertanyaan orang, kapan nih ngeluarin karya sendiri. Dan sekarang akhirnya bisa rilis album, pastinya senang.

Single asli Anda apa saja?

Banyak sih. Salah satungnya yang 'Terbaik' judulnya. 'Bukan Untukku' juga original song aku. 'Kau Yang Sembunyi' sama 'Darling' juga lagu asli aku. Sebenernya yang recycle itu kan cuma 'Pupus', 'Asal Kau Bahagia' dan 'Bintang Kehidupan'. Itu semua lagu di album aku.

Anda juara dua tapi menjadi seterkenal ini gimana pendapatnya?

Kalau itu sih nggak tau yah. Kata orang sih gitu. Tapi itu kan pernah dipatahin sama Fatin. Fatin kan juara satu kan tapi tetap terkenal. Sebenernya itu kembali ke personal masing-masing sih, gimana mereka bisa mempertahankan eksistensi yang mereka buat.

Target ke depannya apalagi?

Ke depannya tetap di musik saja sih. Tapi nggak tau someday mendapat tawaran main film as along bukan film romance sih tertarik juga. Tapi belum tahu. Yang jelas bakalan fokus di musik dulu, bisa nyiptain lagu sendiri.

Sudah belajar ciptain lagu?

Sudah sudah. Itu juga baru-baru ini. Masih dikitlah yang dikarang.

Apa motivasinya?

Karena kalau ciptain lagu sendiri lebih enak yah nyampain pesannya lebih enak dan plong karena kita tahu lagunya seperti itu.

Sibuk jadi musisi, sekolah Ands gimana?

Sebenarnya cukup ribet sih. Karena sekolah formal dari Senin sampai Jumat yang full day. Sementara kalau untuk nyanyi sama karier nggak tahu kapannya. Tapi pendidikan tetap nomor satu. Sekarang aku juga udah kelas 3, rencananya mau kuliah ambil jurusan musik.

Let's block ads! (Why?)

https://www.suara.com/entertainment/2018/11/25/131117/interview-karier-hanin-dhiya-dari-cover-lagu-hingga-bikin-single

No comments:

Post a Comment