
loading...
Tetapi, jika mengurangi waktu tidur dua jam saja setiap malam, individu berisiko menjadi lebih pemarah. Menurut psikolog, penelitian ini merupakan kali pertamanya yang menunjukkan hubungan langsung antara kepekaan dan kurangnya waktu tidur.
Penelitian yang dipublikasikan Journal of Experimental Psychology ini membagi sebanyak 42 partisipan dalam dua grup. Satu grup tidur seperti biasa dengan rutinitas normal, sedangkan yang lain waktu tidurnya dikurangi 2-4 jam selama dua malam.
Kelompok pertama memiliki tujuh jam tidur, sementara kelompok kedua hanya 4,5 jam, di mana waktu tidur ini kebanyakan yang dijalani masyarakat. Sebelum dan sesudah penelitian, partisipan ditanya tentang berbagai produk, sementara mereka mendengarkan suara mengganggu yang mirip suara semprotan air.
Ketua peneliti Prof Zlatan Krizan mengatakan bahwa secara umum, kemarahan akan lebih tinggi pada mereka yang tidurnya tidak cukup. “Kami memanipulasi bagaimana mengganggunya sebuah suara selama kami melakukan wawancara. Seperti sudah diperkirakan, responden dilaporkan marah-marah ketika suara bising terdengar,” bebernya.
Ketika waktu tidur berkurang, responden menjadi lebih pemarah, ada atau tidaknya suara bising. Kelelahan terjadi sekitar 50% yang merupakan efek kurangnya waktu tidur.
Prof Krizan mengatakan, terlepas dari kondisi yang membuat orang tidak nyaman, orang yang kurang tidur menunjukkan peningkatan kemarahan dan stres karena mereka tidak mampu mengatasi rasa frustrasi pada dirinya. Tim lalu mengumpulkan data apakah kurang tidur bisa berpotensi menimbulkan perilaku agresif kepada orang lainnya.
(don)
No comments:
Post a Comment