Pages

Thursday, March 7, 2019

Captain Marvel, Mundur ke Belakang Sebelum Klimaks

loading...

Captain Marvel jadi sosok terakhir yang diperkenalkan jagat Marvel Cinematic Universe, sebelum sampai pada klimaks pertarungan geng Avengers versus Thanos dalam Avengers: Endgame. Dalam film ini pula, beberapa pertanyaan penting dari seri sebelumnya akan terjawab.

Captain Marvel mengajak kita kembali ke tahun 1995. Saat itu, komunitas superhero Avengers belum terbentuk. Nick Fury (Samuel L Jackson) bahkan masih jadi pegawai rendahan di S.H.I.E.L.D. dan matanya masih ada dua. Namun sebelum membahas situasi di planet Bumi, Captain Marvel mengajak kita untuk menyaksikan sebuah perseteruan antarbangsa di luar Bumi.

Ada bangsa Kree yang tanahnya dijajah bangsa Skrull, bangsa yang penduduknya bisa berubah-ubah ke dalam bentuk apapun. Demi membebaskan Kree dari Skrull, Kree memiliki pasukan elite bernama Starforce, yang dipimpin Yon-Rogg (Jude Law). Di bawah Starforce lah jagoan kita, Vers (Brie Larson), berada. Vers juga dibimbing langsung oleh Yon-Rogg untuk menggunakan sekaligus mengendalikan kekuatan tersaktinya, yaitu pukulan berapi dari ujung tangannya.

Baca Juga:

Meski bersemangat berlatih dan ikut dalam perjuangan, Vers sesungguhnya tak mengenal dirinya. Nyaris tiap malam dia bermimpi tentang sebuah peristiwa yang mirip sebuah pertarungan, dengan senjata yang tertodong di wajahnya. Namun dia tak ingat peristiwa itu. Seperti ada sebagian memorinya yang hilang, yang terus membuatnya bertanya-tanya.

Dalam sebuah pertarungan dengan Skrull, Vers lantas terlempar ke Bumi, yang disebut bangsa lain dengan sebutan Planet C-53. Di sanalah dia bertemu dengan Nick Fury, yang akhirnya juga bersama-sama mencari sosok Dr Wendy Lawson (Annette Bening), ilmuwan Kree yang tinggal di Bumi dan dicari-cari Skrull karena diduga memiliki senjata dahsyat untuk memenangkan perang.

Sebagai sebuah tontonan, Captain Marvel menegaskan kembali ciri khas film-film MCU; durasi panjang dengan ritme yang sangat terjaga serta memacu adrenalin. Pokoknya jauh dari kesan membosankan. Mayoritas durasi selama dua jam diisi oleh adegan-adegan laga segala rupa; mulai dari pertarungan di luar angkasa hingga baku hantam di Bumi.

Tentu saja, pertarungan tersebut didukung oleh visual yang memanjakan mata. Kostum Kree yang keren, tampilan bangsa Skrull yang seperti monster tapi menakjubkan karena bisa berubah-ubah bentuk, hingga atmosfer retro era 1990-an yang terasa kental. Yang disebut terakhir ini sedikit banyak karena sepanjang film, kita diajak melihat wajah Samuel L Jackson sebagai Fury dalam usianya yang baru 40-an tahun.

Ini bisa terjadi apa lagi kalau bukan karena kerjaan teknologi digital. Melihat Jackson bisa semuda itu, benar-benar membuat kita seperti betulan menonton film yang dibuat pada tahun 1990-an. Ditambah lagi, layaknya film-film Marvel lainnya yang keranjingan lagu dari masa 1970 dan 1980-an, Captain Marvel seluruhnya menggunakan lagu-lagu lawas dari era 1990-an untuk memompa emosi sekaligus membawa nostalgia masa itu.

Lagu dari band dengan vokalis perempuan seperti Garbage, Hole, dan Elastica bergema bersama aksi dari Captain Marvel, membuat supremasi kaum hawa menguasai layar. Ciri film MCU lainnya yang tak hilang adalah humor yang menemani dialog. Meski tak banyak, tapi tetap memuaskan dan membantu mengurangi ketegangan.

Let's block ads! (Why?)

https://lifestyle.sindonews.com/read/1384851/158/captain-marvel-mundur-ke-belakang-sebelum-klimaks-1552003776

No comments:

Post a Comment