Pages

Sunday, June 30, 2019

Interview: Buka-bukaan Mas Pur TOP soal YouTube, Ternyata Awalnya Iseng!

Suara.com - Furry Setya, si pemeran Purnomo atau Mas Pur dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan, turut meramaikan dunia YouTube. Bahkan keikutsertaannya dalam YouTube sudah sejak 2013 lalu.

Bila dilihat dari akun YouTube pribadinya yang bernama Furry Setya. Ia telah memiliki 135 ribu subscriber. Dan yang terbaru, Mas Pur sempat merilis konten dengan serius sembari bernyanyi.

Mau tahu lebih lanjut bagaimana awal mula Furry Setya terjun dalam dunia YouTube? Berikut wawancara Suara.com dengan Furry Setya.

Kapan terjun ke dunia Youtube?
Sebenarnya gini, gue bikin channel dari tahun 2013. Itu awalnya iseng di 2013, waktu itu gue bikin channel YouTube iseng saja lah. Mungkin saat ini gue bikin nggak akan berfungsi buat apa-apa, nggak akan menghasilkan, atau wadah kreatifitas karena waktu itu kondisi masih susah lah, kamera juga belum ada, peralatan belum ada lah waktu itu. Isenglah bikin.
Bikin channel 2013 isinya apa ya lupa, gue iseng-iseng bikin. Terus vakum, vakum terus tahun 2017 baru aktif lagi. Itu iseng-iseng lagi bikin vlog nyupir bis, bawa angkot, mulai video begitu. Nah kok seru gitu.
Akhirnya setelah gue nikah, gue bikin ama Winda, konten-konten yang apa ya, kalau gue pengin mewah-mewahan kalah ama YouTuber lain. Akhirnya gue bikin yang seadanya aja, kaya bikin nasi goreng. Eh viewernya banyak, sama respon ya bagus.

Terus kan lo sibuk, gimana ngurus YouTube-nya?
Beberapa bulan vakum, karena yang pertama kecapean, syuting. Gue bisa ngurusin YouTube kalau malam doang. Karena dari jam 6 sore di lokasi, vakum 2 sampe 3 bulan terus bikin pas mudik itu, iseng-isengan. Pakai hp ngeditnya. Terus agak serius, gue ngecover lagu itu, gue cover 'Korban Janji' yang Guyon Weton official, musisi dari Yogyakarta. Agak medingan lah itu karena gue bikinnya serius, gambarnya cinematic ada ceritanya. Itu gue berharap kelas YouTube gue meningkat. Yang jadi cuma biasa saja, gue pengen serius semampu gue, dengan apa yang gue punya. Alhamdulilah konten yang cover ok mendapat respon positif.

YouTube channel lo mau ke arah mana?
Belum tahu haha. Cuma gini, kalau dikatakan YouTube saat ini menjadi salah satu penopang penghasilan ya menurut gue belum, menghasilkan ya buat bayar listrik lumayan lah. Cuma kalau untuk menghasilkan yang fantastis, belum.

Kalau bukan untuk uang, YouTube channel lo itu jadi sarana apa?
Saat ini gue menyikapinya YouTube itu tempat untuk berkarya, terus tempat gue mencurahkan ekspresi, kreativitas yang gue bisa. Ketika di TV nggak bisa gue keluarin, gue kreasiin ya gue mencurahkannya di YouTube. Kayak bikin lagu, klipnya gitu, ceritanya. Karena YouTube itu lebih bebas, mau ngapa-ngapain eksperimen cerita begini begitu bisa, senangnya begitu. Saat ini baru sebatas tempat untuk mencurahkan kreativitas.

Inspirasi dapat konten darimana?
Inspirasi kalau konten itu, Baim-Paula, kaya si Raffi gitu-gitu, Deddy Corbuzier, Manji.

Istri kasih ide?
Ya kalau gue mau bikin apa, pasti konsultasi ama Winda bedua, bareng. Kadang kalau misalnya ini diginiin bagus nggak. Kaya kemarin gue bikin cerita cover lagi kan, gue posting di Instagram deoannya gue kasih kata-kata, terus endingnya di Instagram gue potong kaya korban janji. Si Winda ngasih undangan tapi ternyata ngeliat fullnya endingnya kocak, gitu-gitu.

Untuk lo sendiri, ngejar subscriber atau views?
Kalau gue sih algoritma YouTube ngggak paham. Bagaimana pendapatan didapat, apakah karena subscriber atau viewer. Kalau untuk saat ini viewer, gue pengin ngejar viewer. Karena ketika gue berkarya, karya gue pengen ditonton banyak orang, persetan lo mau subscribe atau nggak ya bodo amat. Yang terpenting ketika karya gue ditonton gue punya kepuasan batin di situ, terbayar gitu.

Kenapa begitu?
Karena kalau dibilang penghasilan gue di YouTube antara modal yang gue keluarin buat konten yang terakhir ini ya, itu ya modal gue bikin konten. Jadi ya kalau sekarang gue pengin berkarya, kalau untuk subsciber ya yang mau subcriber silahkan, kalau enggak ya nggak apa-apa. Yang penting adalah viewers. Gue senang ketika ada yang bilang, 'kocak endingnya', itu berarti pemikiran gue yang gue sampaikan lewat karya nyampe. Dari situ kada terpacu 'ah gue bikin apalagi ya?' Jadi tertantang begitu.

Gimana pendapat lo soal fenomena prank di YouTube?
Kalau prank di YouTube gue lihat itu suka kontennya Baim-Paula. Kaya Baim jadi orang gila, sosial eksperimen gue suka. Kalau prank sendiri, banyak banget yang yang kaya kemudian jadi pocong, yang nakut-nakutin itu malah merugikan. Misalnya nge prank orang lewat kemudian dengan jadi pocong nakut-nakutin, kalau menurut gue itu meresahkan, nggak punya nilai jual. Itu sekedar nyari sensasi, nyari kepentingan viewer tanpa ada nilai.
Beda yang dilakukan Baim, jadi orang gila jalan-jalan di taman, abis itu dia pura-pura minta makan, setelah minta makan dia pergi lagi balik ke situ, bawa hadiah lah, gift. Karena telah membantu dengan rela. Dari situ nilai sosialnya ada, jadi kita menjadi orang yamg berguna dengan orang lain. Dan pada saat itu ditayangkan itu menjadi inspirasi buat orang lain.

Pilih jadi YouTuber atau aktor?
Untuk saat ini aktor.

Kenapa?
Ya kan aktor kan bisa punya banyak tempat. Punya media di televisi, bisa punya media di YouTube. Kalau gue aktor karena itu lebih universal gitu. Gue bisa berakting di YouTube, di televisi, bisa di panggung juga.

Let's block ads! (Why?)

https://www.suara.com/entertainment/2019/06/30/153653/interview-buka-bukaan-mas-pur-top-soal-youtube-ternyata-awalnya-iseng

No comments:

Post a Comment