loading...
“Lagu ini masih bicara tentang kerinduan dan belum selesai dengan kerinduan. Ternyata rasa rindu yang kental itu ada. Rasa rindu yang selalu kita temukan setiap hari lewat kegiatan, kecintaan terhadap apa yang kita lakukan. Lalu ketika kita bisa bagi ketulusannya kepada orang lain, kerinduan itu terus-menerus menjadi sebuah energi. Makanya selalu ada rasa ingin pulang lagi ke situ," kata Pusakata dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, belum lama ini.
Judul Lagu Pesisir terasa sangat istimewa karena diilhami dan lekat dengan laut. Lagu ini memang diilhami dari suara ombak di Kota Luwuk Banggai, seorang nelayan di Wakatobi, dan sebuah keluarga suku Bajo yang ditemuinya di Pulau Tinalapu. Pusakata sengaja merekam suara ombak dan memasukannya ke dalam lagu.
Baca Juga:
“Kenapa saya merekam suara ombak di Lagu Pesisir? Karena nilai filosofisnya. Karena dalam setiap hempasan ombak, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada hal yang berat sekaligus ringan secara bersamaan ketika diantarkan pergi. Mungkin berat melepaskan, tapi nanti, suatu hari, semua itu akan kembali. Energi inilah yang ingin dibagi oleh Pusakata lewat Lagu Pesisir," jelas mantan vokalis Payung Teduh itu.
Single baru tersebut semakin menunjukkan eksistensi dan kemantapan solo karier Pusakata selepas hengkang dari grup Payung Teduh. Sebelumnya, ia pernah merilis single pertama berjudul Kehabisan Kata pada April lalu dan single kedua berjudul Cemas pada Juni 2019.
Soal nama Pusakata yang dipilihnya, Is Pusakata menuturkan, nama tersebut merupakan ekspresi dirinya untuk dapat menjaga waktu bersama keluarga dan masyarakat agar tidak berfoya-foya sehingga melupakan perannya saat ini. Selain itu, Pusakata merupakan pemberian dari anaknya yang bernama Jingga kepada sang adik lelaki. Pusakata juga berarti harta karun milikmu.
Lagu Pesisir kini sudah dapat dinikmati melalui cakram ganda album Dua Buku Pusakata dan tersedia pula pada kanal-kanal digital.
(tsa)
No comments:
Post a Comment