
loading...
Tatkala mengangkat kepala, mata menabrak belasan vila yang berdiri tegak persis di depan. Dengan tiang-tiang kokoh mencengkeram cadas di area berkontur miring mendekati 70 derajat, hunian beratap lancip itu berdiri anggun di tengah hening hutan jati. Seperti sebuah isyarat asa dan optimisme yang kukuh.
Entah mengapa. Seluruh perjalanan wisata hari itu sungguh suatu perjumpaan estetik-religius. Dan perjumpaan itu serasa dimulai dari titik ini, Radika Paradise.
Terletak di bukit cadas Tenggole, Ngasem, Tepus, Gunung Kidul, Radika Paradise menyuntik optimisme awal pada petualangan kami hari itu. Di depan hunian itu sepuluh jeep bak terbuka sudah disiapkan oleh para crew Jendela Wisata yang ramah dan gesit.
Sejenak jeda, sekadar untuk berganti pakaian, memindahkan cemilan dan kotak air mineral dari minibus ke jeep serta membagi-bagi masker. Setelah semuanya siap, para petualang diminta untuk menumpang jeep-jeep itu sesui pilihan hati masing-masing.
Seperti tak sabar, rombongan wartawan itu melompt ke atasnya. Ada yang memilih warna orange, merah, hijau, kuning, biru dan hitam. Aba-aba pemandu wisata menandai petualangan dimulai. Jeep pertama meluncur diikuti jeep yang lainnya. Beriring-iringan.
Dalam hitungan detik Radika Paradise menjauh di belakang. Sepuluh kendaraan penakluk gunung itu terus meluncur di atas jalan licin menuju Pantai Timang. Gemuruh memecah sunyi. Penjelajahan yang menakjubkan. Estetik-religus.
Di kiri kanan jalan, bukit batu cadas meranggas. Tapi di sela bebatuan berlubang itu akar jati menusuk mencari kehidupan. Jati-jati itu tumbuh tegak, sabar mananti hujan pertama dengan mencicil daun kering menumpuki bumi.
Wow! Tanah kerontang, cadas dan jati meranggas menceritakan keindahan sekaligus keagungan. Betapa agung karya-Nya. Di titik tertentu bukit cadas menyerupai tempurung telungkup raksasa dengan karang kehitaman menonjol ke permukaan bumi.
Di lain tempat, hamparan lahan tanah merah hampir seluas lapangan bola sepak dikelilingi bukit batu setengah melingkar. Langsung angan saya bertualang ke Gunung Ares dekat kota Athena, jaman Yunani Kuno.
Di bukit Ares sebuah stadion bernama Areopagus dibangun. Areopagus, dalam tradisi keilmuan Yunani, dijadikan tempat untuk mengadili atau menguji pemikiran atau ajaran baru. Dewan Areopagus dan seluruh rakyat Athena bisa seharian mendengarkan pertanggungjawaban akademik ajaran baru.
Tidak heran, Athena menjadi gudangnya para pemikir di abad keempat hingga abad kedua sebelum Masehi. Filsuf Sokrates, Plato, dan Aristoteles contohnya. Ketiganya mengukuhkan etika kehidupan yang disebut eudamonia. Bahwa tujuan hidup manusia adalah kesenangan....
Semua Senang di Timang
No comments:
Post a Comment