loading...
Selain itu, keunikan dari rancangan fashion carnival yang ditampilkan dalam JFC diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan ketika berkunjung ke Jember, Jawa Timur, untuk menyaksikaan event tahunan karnaval berkelas dunia tersebut. Kreator sekaligus Presiden JFC, Dynand Fariz mengatakan dirinya akan menampilkan karya uniknya dalam balutan tema Tribal Grandeur atau Keagungan Suku-suku Bangsa.
“Dalam tema Tribal Grandeur di JFC 2019 nanti kita akan tampilkan rancangan fashion carnival dari 8 suku bangsa ternama dunia dengan ciri khas fashion carnival mereka masing-masing,” ungkap Dynand Fariz dalam acara launching JFC 2019 di Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Baca Juga:
Acara launcing JFC itu juga dihadiri Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dan Bupati Jember Hj. Faida di Balairung Soesilo Soerdaman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kementerian Pariwisata, Jakarta. Sementara, kedelapan tema rancangan fashion carnival yang akan ditampilkan nantinya berasa dari suku bangsa Aztec (Meksiko), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulawesi Utara), dan Hudoq (Kalimantan Timur).
Menpar Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan JFC yang telah memasuki tahun ke-18 dan semakin memperkuat posisi Jember sebagai kota karnaval terbaik di Indonesia. Menurut dia, Karnaval yang mendapat penghargaan internasional ini juga menjadi magnet untuk meningkatkan kunjungan, wisatawan ke Kabupaten Jember yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,1 juta wisatawan.
“JFC 2019 masuk dalam top -10 dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonder Indonesia yang digelar di seluruh Tanah Air sepanjang tahun ini dalam upaya mencapai target kunjungan 20juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 270 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus),” ujar Arief.
Dia menjelaskan bahwa event JFC menjadi salah satu atraksi unggulan Kabupaten Jember yang terus berusaha meningkatkan 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) sebagai unsur terpenting dalam mengembangkan pariwisata. Dia juga mengingatkan penyelenggaraan JFC tak lepas dari keseimbangan antara nilai budaya atau atraksi (culturalvalue )dengan nilai komersial (commercialvalue) untuk menjaga kelangsungan (sustainable).
“Selain atraksi JFC bertaraf internasional, Jember mempunyai fasilitas akomodasi dan aksesibilitas Bandara Notohadinegoro yang telah diperpanjang runway-nya agar dapat menampung peningkatan penumpang,” kata Arief.
Sementara itu Bupati Jember Hj. Faida menjelaskan, dalam rangka menjaga agar penyelenggaraan JFC terus berlanjut dan semakin berkualitas di masa mendatang, pemerintah telah melakukan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya adalah dengan menggandeng para pegiat pendidikan.
“Tahun ini JFC bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember akan membuka Program Studi Vokasional Fashion Desain (S-1) dengan nama Indonesia Fashion Carnival dan program ini menjadi yang pertama di Indonesia. Selain itu JFC juga mengadakan Program Short Course Exclusive Class di Jakarta maupun Jember,” papar Faida.
Rangkaian JFC 2019 akan dimulai dengan acara Opening JFC 2019 (31 Juli). Acara ini kemudian diikuti Pets Carnival (1 Agustus), Kids & Artwear Carnival (2 Agustus), Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (3 Agustus) dan Grand Carnival (4 Agustus).
(alv)
No comments:
Post a Comment