loading...
Adapun kanker payudara menduduki posisi tertinggi sebagai kanker yang paling banyak diderita perempuan di Indonesia. Yakni sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Kabar baiknya, penelitian membuktikan bahwa menyusui dapat menekan risiko terjadinya kanker payudara.
Ya, memberikan ASI ternyata bukan hanya bermanfaat bagi bayi semata. Namun juga memberikan efek yang baik bagi sang ibu. "Menyusui menjadi detoks alami untuk involusi, Involusi itu adalah pengecilan kembali sel-sel payudara, karena ada pembersihan massal sel yang mati," terang Peneliti Kanker Kalgen Innolab Ahmad R. Utomo dalam Media Workshop Patient Journey in Oncology Total Solution yang diselenggarakan PT Kalbe Farma Tbk dengan Yayasan Kanker Indonesia.
Baca Juga:
Sebaliknya, perempuan yang tidak memiliki anak hingga usia 35 tahun, dan tidak menyusui, maka sel di payudaranya tidak pernah mengalami apoptosis atau kematian massal sel. Perempuan yang tidak hamil, maka apoptosis tidak terjadi sehingga gen termutasi tetap hidup. Inilah yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
Apoptosis adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Dijelaskan Ahmad, penyebab kanker adalah mutasi genetik. Gen tersebut menjadi rusak akibat faktor internal maupun eksternal.
Salah satu faktor eksternal adalah radikal bebas. Tubuh yang terpapar radikal bebas, pada usia 30 tahun selnya sudah termutasi. "Ketika hamil, rangsangan sel pun menjadi banyak, yang diperbanyak tak hanya sel sehat tapi sel yang termutasi tadi," imbuh Ahmad. (Sri Noviarni)
(nfl)
No comments:
Post a Comment