Pages

Wednesday, January 15, 2020

Bidik Milenial, Java Jazz Festival 2020 Mencoba Ubah Kemasan

loading...

JAKARTA - Festival musik jazz tahunan terbesar se-Asia Tenggara, BNI Java Jazz Festival (JJF) kembali hadir di tahun ini. Ajang yang memasuki tahun ke-16 ini akan berlangsung di JI Expo Kemayoran, Jakarta pada 28 Februari-1 Maret. Selama 3 hari pelaksanaan, JJF 2020 akan menyajikan sederet musisi papan atas dalam dan luar negeri di 11 panggung yang disiapkan.

Melalui JJF 2020, Direktur Utama PT Java Festival Production, Dewi Gontha berharap bisa mengedukasi kepada masyarakat agar bisa menghargai line-up musisi yang mungkin masih asing di telinga dan kerap membanding-bandingkannya dengan festival serupa lainnya. Kendati demikian, musisi-musisi yang dihadirkan di JJF 2020 ini dinilai telah menelurkan karya-karya yang sudah dikenal, dan berkualitas.

"Setiap tahun kita coba bandingkan terus, kalau festival lain bisa, tentu tim kita juga bisa terus memperbaiki kekurangan, meski bukan pekerjaan mudah setelah lewat 15 tahun dan memasuki tahun ke 16. Cuma kita coba terus, terutama secara desain penampilan kita harus coba ubah kemasan agar setiap penonton, baik penonton setia maupun penonton baru yang datang bisa enjoy," ujar Dewi Gontha seusai jumpa pers perdana JJF 2020 di MAJ Senayan, Jakarta, Rabu (15/1).

Baca Juga:

Dewi berharap semua penonton yang menyaksikan bisa menikmati JJF 2020, baik dalam hal makanan, photo booth, musik, hingga tata lampu multimedia. Menurutnya, bukanlah hal yang mudah untuk bisa terus mempertahankan kualitas festival musik yang sudah berjalan hingga 16 tahun. Terlebih lagi, pasarnya sangat sensitif dengan line-up penampil.

Wanita bernama lengkap Dewi Allice Lydia Gontha itu mengutarakan bahwa pihaknya dalam menghadirkan line-up tidak bisa selalu menampilkan musisi yang itu-itu saja. "Proses pemilihan dan kurasi musisi yang akan tampil kan itu sudah masalah, kadang apa yang teman media tanyakan sampai ke telinga Ayah saya semalam dikomplain, ini festival jazz atau bukan. Sampai harus kasih dengar semua karya musisi yang akan tampil nanti tahun 2019," tuturnya.

Dia pun mencotohkan New Orleans Jazz 2019 dengan bintang utamanya Katty Perry, yang bukan seorang penyanyi jazz. "Semua festival harus menyesuaikan diri, mau jazz atau tidak, harus campur. Namun, di Java Jazz kuota musisi jazznya tetap banyak, tapi kita bikin jazz yang enak didengar anak sekarang," ucapnya.

Hampir senada dengan Dewi Gontha, Direktur Program JJF 2020, Nikita Dompas mengungkapkan, dari line-up JJF tahun ini, pihaknya berusaha agar penonton tidak sekadar menyaksikan festival musik, namun juga bentuk discovery platform untuk mengedukasi dan semakin mengenalkan penonton kepada talenta-talenta musik berbakat dan terkenal lain.

JJF tahun ini bakal diramaikan 70 penampil dari Tanah Air dan 30 mancanegara. Untuk musisi luar negeri, terdapat nama-nama yang cukup menarik, seperti The Jacksons, Omar Apollo, Anomalie, Ari Lennox, Brass Against, The Steve McQueens, Tony Monaco and Friends, dan banyak lainnya. Sedangkan dari dalam negeri antara lain Ardhito Pramono, Cantika, Dwiki Dharmawan feat. Nadin Amizah, Idang Rasjidi Syndicate, Marcell, Maya Hasan, MLDJAZZPROJECT All Star feat. Devinta, MLDJazzProject S4 feat. Potret, Fariz RM & Humania, Mondo Gascaro feat. Rien Djamain, dan lainnya.

Sementara itu, penampil-penampil lain, baik dari dalam maupun luar negeri, akan terus di-update melalui situs resmi javajazzfestival.com. Bukan hanya itu, melalui website tersebut, juga dapat ditemui info lainnya, termasuk pembelian tiket.

(nug)

Let's block ads! (Why?)

https://lifestyle.sindonews.com/read/1498003/157/bidik-milenial-java-jazz-festival-2020-mencoba-ubah-kemasan-1579099439

No comments:

Post a Comment