Pages

Wednesday, December 26, 2018

Album Indonesia Terbaik 2018

Lebih dari 60 album dirilis oleh musisi lokal pada tahun 2018. Memilih sepuluh di antaranya tentu bukan perkara mudah dan tentu tidak bisa memuaskan semua pihak. Kami menyusun daftar ini dengan berbagai pertimbangan, di samping perkara musikalitas atau popularitas.

Sepuluh album terpilih kami anggap mewakili latar musik dan semangat yang berbeda-beda. Pada tahun ini juga lahir album-album yang menjadi capaian baru dalam sejarah musik Indonesia. Beberapa di antaranya juga berasal dari generasi baru dengan segala gagasan dan perspektifnya, yang perlu mendapat ruang lebih untuk didengar. Ada pula album dari para "veteran" yang telah berkecimpung di industri musik selama puluhan tahun, yang pada tahun ini melahirkan karya-karya monumental.


1. Mantra Mantra - Kunto Aji

Album penuh kedua dari Kunto Aji ini rilis terlambat dari rencana awal. Tapi, hal itu termaafkan melihat materi yang terkandung di dalamnya. 

Daya tarik album ini bagi kami bukan semata karena Kunto mengusung isu kesehatan mental. Di luar itu, materi-materi yang terkandung sangat kuat. Kunto mampu menerjemahkan sekelumit pelik kehidupan lewat penulisan lirik yang baik. Sederhana, mudah dimengerti, tanpa menggurui dan tidak terdengar cheesy. Tentu hal itu diperkuat dengan aransemen yang eksploratif. Kunto juga melakukan eksperimen pseudo-sains untuk memperkuat konsep album.

Salah satu nomor terbaik dari album ini adalah Rehat dan Jakarta Jakarta. Kami sepakat bila Jakarta Jakarta menjadi salah satu anthem terbaik tentang Ibukota. Kunto menyerap bagaimana kehidupan kelas pekerja di Jakarta, tentang perasaan "love and hate relationship" terhadap kota ini.

Album Mantra Mantra bukan saja sebuah pembuktian diri oleh Kunto, tetapi membawa babak baru musik pop di Indonesia. 

2. Mahandini - Dewa Budjana

Dewa Budjana merekam album ini dengan melibatkan John Frusciante (mantan gitaris Red Hot Chili Peppers), Mike Stern (nomine 6 Grammy Awards dan pernah menjadi gitaris Miles Davis), Jordan Ruddes (keyboardist Dream Theater), Marco Minemann (runner-up audisi drummer Dream Theater), Mohini Dey dan Soimah Pancawati.

Melalui Mahandini, Budjana membawa optimisme baru bagi para musisi lokal, bahwa musisi Indonesia mampu berdiri sejajar dengan para musisi top dunia. Budjana seperti mengubah mindset "go-international" yang salah kaprah selama ini. 

Bekerjasama dengan musisi top dunia tidak lantas membuat Budjana mengikuti perspektif mereka. Budjana mengangkat kearifan lokal dalam beberapa track di album ini. Salah satunya track Queen Kanya yang lahir dari inspirasi Ratu Dewa Agung Istri Kanya, Ratu di kerajaan Klungkung, Bali, pada abad ke-19. Track lain yang tidak kalah kental unsur lokal adalah Hyang Giri. Dalam Hyang Giri, kita dapat mendengar pesinden Soimah mmembawakan tembang berbahasa Jawa dengan iringan permainan Jordan Ruddes.

3. Amen - Rich Brian

Album ini adalah lompatan besar dalam sejarah musik Indonesia. Rich Brian, rapper asal Jakarta jadi salah satu dari sedikit musisi Indonesia yang memiliki karier tokcer di level dunia. Amen juga mengukuhkan Rich Brian sebagai rapper muda yang diperhitungkan secara global. Fenomena Rich Brian adalah satu dibanding seribu dan debut album Amen adalah awal dari perjalanan panjangnya.

Pujian atas album ini juga datang dari para kritikus musik yang bernaung di sejumlah media besar dunia. Apa yang terjadi pada Brian benar-benar membawa perspektif baru tentang bagaimana menjadi bagian dari industri musik dunia dan diakui secara global.

4. Detik Waktu - Ragam Artis

Detik Waktu jadi standar baru pembuatan album-album aransemen ulang. Produksi album ini luar biasa baik. Dari soal konsep, grafis, produksi rekaman, pemilihan artis dan tentu saja aransemen. 

Album ini berisi karya-karya masterpiece dari Candra Darusman dan layak dijadikan tolak ukur, bahwa bagi mereka yang mencoba mengarasemen ulang karya-karya legendaris, setidaknya harus memikirkan betul produksinya, karena itu adalah bagian dari penghormatan atas sebuah karya.

5. Monkshood - BAP.

BAP. adalah hasil persilangan internet dan generasi haus informasi. Moonkshood seperti sebuah kanal pertemuan beberapa genre musik dan disajikan dalam bentuk hip-hop.

BAP. atau juga memiliki nama lain Yosugi adalah suara dari generasi muda musik Indonesia yang sangat menjanjikan. Mewakili para musisi muda yang mandiri, berbakat dan tidak peduli dengan pasar. 

6. Sacred Geometry - ILP

Tahun 2018 penting bagi Indra Lesmana dan sejarah musik Indonesia. Musisi yang dikenal beraliran jazz ini secara mengejutkan merilis album progresif-metal dengan nama Indra Lesmana Project (ILP). 

Lebih mengaggumkan lagi, Indra mendedikasikan proyek ini untuk musisi generasi muda. Indra melakukan audisi personel ILP melalui Instagram, dengan maksud mencari bakat-bakat baru yang selama ini tidak terekspos. Album ini juga merekam gejolak alam Nusantara, lantaran lahir dari respons Indra terhadap aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali.

ILP adalah proyek penting untuk khazanah musik Indonesia. 

Baca juga: Indra Lesmana Menerjemahkan Erupsi dan Pesan Alien

7. Seperti Api - Seringai

Seringai terdengar lebih luwes dalam mengemas ragam tema di album ini. Mulai soal renjana yang terus menjaga denyut nadi mereka, fenomena kecerdasan buatan, hingga persoalan 1965. 

Seperti Api adalah album yang dewasa, membuka cakrawala lintas generasi untuk berani melihat apa yang terjadi sesungguhnya di depan mata. Semua dikemukakan tanpa terdengar "marah-marah," melainkan secara elegan dan matang.

Baca juga: Seringai Belum Selesai

8. Beberapa Orang Memaafkan - .Feast

Bagi generasi yang lahir tahun 2000-an atau 1990-an akhir, .Feast sangat relevan. Grup ini mewakili kemarahan atas hal-hal nir-logika yang terjadi dalam konteks beragama, kehidupan sosial, budaya dan politik.

Beberapa Orang Memaafkan adalah reaksi .Feast dari peristiwa bom Surabaya yang terjadi pada pertengahan 2018, dari situ mereka mengembangkan beberapa topik materi lain yang melengkapi album ini. Meski menuai sejumlah perdebatan, .Feast tetap saja berhasil membawa isu-isu sensitif ke ruang lebih luas.
 
Tonton video Wawancara .Feast

9. Kurosuke - Kurosuke

Proyek alter-ego memiliki pesonanya tersendiri. Dan itu berhasil dibuktikan oleh Kurosuke, sisi lain dari Christianto Ario (personel Anomalyst). Seluruh lagu dalam album ini solid, seperti sebuah kesatuan yang utuh. 

Album Kurosuke seperti mengingatkan kita bahwa karya-karya yang dirilis tanpa beban dan tendensi berlebih justru lebih mudah untuk dirasakan.  

10. Murphy Radio - Murphy Radio

 

Kehadiran Murphy Radio, grup math-rock asal Samarinda, Kalimantan, seperti memberi geliat baru dalam peta musik Indonesia. Terdengar rumit, namun harmoni. Itu kesan pertama saat menyimak materi mereka. Satu hal yang patut diapresiasi adalah keberanian mereka mengusung musik rock instrumental dengan materi dan produksi album yang tidak main-main.

Lahirnya album ini semoga saja memicu album-album berkualitas lain dari band-band muda di luar Pulau Jawa pada tahun-tahun mendatang.

(ASA)

Let's block ads! (Why?)

http://hiburan.metrotvnews.com//indis/zNPWmQXK-album-indonesia-terbaik-2018

No comments:

Post a Comment