loading...
Hal ini menunjukkan antusiasme yang sangat besar dari masyarakat Indonesia dengan media sosial. Oleh karena itu, perbincangan milenial sering kali mengikuti hal yang sedang tren di media sosial.
Tahun ini begitu banyak hal terjadi dan menarik perhatian warganet Indonesia, salah satu hal yang mengejutkan adalah ditutupnya media sosial Path yang berasal dari California, Amerika Serikat. Pertama kali didirikan oleh Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau, media sosial ini berhasil menarik perhatian warganet Indonesia dengan privasi yang ditawarkannya.
Tak heran, aplikasi yang memberikan fitur-fitur unik dan baru seperti sharing aktivitas tidur dan bangun, berinteraksi dengan fitur emosi seperti senyum, love ,atau sedih dan listening to, membuat aplikasi ini diunduh oleh 4 juta netizen Indonesia.
Namun, pada pertengahan September tahun ini, pengguna media sosial di Indonesia dikagetkan dengan unggahan dari akun resmi Path yang bertuliskan "The Last Good Bye" yang mengindikasikan akan ditutupnya media sosial yang sempat membatasi setiap penggunanya berinteraksi dengan 150 teman saja.
Posting-an tersebut membuat warganet bingung dan beramai-ramai mengunggah kenangan-kenangan yang sempat mereka bagikan di akun media sosial masing-masing. Hal yang sama dilakukan oleh Khaniya Laksmi, Nong Kota Tangerang Selatan 2014.
"Sangat disayangkan sih Path harus ditutup. Kalau aja mereka bisa bikin inovasi dan hal baru yang bisa menyaingin sosmed lainnya. Saat diumumkan akan resmi tutup, aku cepet-cepet backup dulu deh file di sana," sebutnya. Tagar#terimakasihPath pun sempat membanjiri lini Twitter dan Instagram.
Tagar ini sempat menempati posisi pertama trending topic di Indonesia. Dan pada akhirnya, media sosial ini resmi ditutup pada 18 Oktober 2018 Hal-hal lain yang meramaikan media sosial Indonesia adalah challenge tau tantangan mulai dari lucu, unik, baik yang mudah ditiru maupun yang sulit.
Beberapa challenge yang sempat viral pada tahun ini adalah #fallingstars, Keke challenge, Samyang challenge, tengkurap challenge, hingga seberapa greget challenge. Adhiramsyah Choesin, salah satu penyiar radio swasta di Jakarta, melewatkan timing untuk ikut serta membuat video challenge di media sosialnya.
"Setelah ice bucket challenge,saya tidak ikut challenge yang lain. Tapi saya tetap mengikuti dan melihat challenge yang seru-seru tahun ini," ucapnya. Sama halnya dengan Adhi, Khaniya pun tidak melakukan challenge yang viral di media sosial.
"Challenge itu seru-seru banget sih. Jujur aku mau banget ikutan keke challenge tapi gak terlaksana." katanya. Selain challenge, ada hal-hal viral yang menarik perhatian Khaniya. "Aku tertarik banget dengan make-up tutorial dari balon dan juga konten Asian Games 2018," sebutnya.
Namun, yang tidak dilupakan dari penggunaan media sosial pada tahun 2018 ini adalah menyebarnya hoaks yang sangat cepat. Untuk itu, Khaniya dan Adhi memiliki tips bijak menggunakan media sosial untuk pembaca GEN SINDO.
"Penting untuk menemukan diri sendiri sebelum menggunakan media sosial karena dengan persona yang kuat, kita bisa menggunakan media sosial lebih efektif," tutur cowok berkacamata itu.
Hal yang senada dikatakan Khaniya bahwa jangan terlalu ketagihan media sosial dan pilih konten yang bermanfaat dan baik untuk diikuti. Media sosial seru namun tetap harus ingat waktu ya sobat GEN SINDO.
WIDANIA ALIFA
GEN SINDO-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(nfl)
mantap www.mariong.com
ReplyDelete