loading...
Salah satu yang populer dan melegenda adalah tongseng buatan warung Pak Budi. Resep autentik, bahan baku terbaik, serta teknik memasak yang khas menjadi faktor keberhasilan menu bergenre gulai ini diterima oleh lidah warga Ibu Kota.
Tongseng besutan Warung Sate dan Tongseng Pak H Budi sudah sangat dikenal tak hanya oleh warga Jakarta, tapi juga pencinta kuliner asal daerah lain. Bagaimana tidak? Resep menu ini sudah hadir dan eksis sejak 1985, dibawa langsung oleh almarhum Senen Riyanto, pendiri rumah makan Pak H Budi dari kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Baca Juga:
“Awalnya bapak berjualan tongseng di kaki lima, lalu mengontrak, sampai sekarang bisa punya warung permanen. Saya menyaksikan sendiri bagaimana bapak memulai usaha ini dari nol,” kata Eko Setiyabudi, generasi kedua pengelola Warung Sate dan Tongseng Pak H Budi.
Lazimnya tongseng khas Jawa Tengah, bahan baku utama menu ini adalah daging kambing. Bau prengus menjadi “kelemahan” kambing yang kerap kali menyebabkan orang enggan mengonsumsi dagingnya.
Tapi jangan khawatir, karena di warung Pak Budi ada tips yang diterapkan untuk mengatasinya, yakni dengan merendam daging kambing menggunakan jus nanas. Selain itu, ujar Eko, daging kambing juga tidak boleh dicuci.
“Supaya empuk, kami merendam daging dengan air nanas. Selain empuk, baunya juga akan hilang,” ujar Eko. Cara pemotongan daging kambing pun diperhatikan, termasuk usia kambing. Ada teknik khusus agar urat kambing yang terpotong tepat dan kambing langsung mati.
Bila salah potong, kambing malah akan “stres” dan kondisi ini bisa memengaruhi kekerasan daging. Teknik memasak menggunakan bara api, anglo, dan wajan dari baja juga diterapkan di warung ini.
Tak lupa, bahan baku kecap dipilih yang terbaik karena kecap adalah salah satu bahan “wajib” di dalam tongseng. Juga 22 jenis rempah, antara lain bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, salam, serai, dan kunyit, yang semuanya digiling jadi satu sebagai bumbu dasar tongseng.
No comments:
Post a Comment