loading...
Biyantie misalnya. Tahun ini mereka mulai menyasar pangsa pasar millennial yang selalu ingin tampil fashionable. "Pekan ini, kami tampil di runway Indonesia Fashion Week (IFW). Karya tas kulit tematik Biyantie berkolaborasi dengan fashion designer. Kami mencoba masuk ke dunia fashion dan menyasar generasi millenial," kata Owner Biyantie Setiawan Ananto.
Dalam event fashion IFW yang mengambil tema Cultural Values, Biyantie menampilkan karya baru. Tas kulit carving. Jadi kulitnya dipahat dengan tema ragam budaya lokal
"Kali ini, karena tema IFW adalah mengangkat budaya Kalimantan. Jadi kita bikin tas kulit bertema Dayak," katanya saat ditemui di Booth Biyantie di main lobby JCC Senayan.
Selain menyasar pangsa pasar millenial di IFW, Biyantie juga menjajaki ikut dalam event NewYork Fashion Week akhir tahun 2019. "Kami diundang untuk tampil di NewYork Fashion Week, kolaborasi dengan salah satu fashion desainer asal Indonesia," imbuh Setiawan.
Hingga lima tahun usia brand ini, Biyantie telah meluncurkan ratusan karya tas kulit. Saat ini Biyantie fokus melakukan penjualan secara online di marketplace dan media sosial. Dan berencana membuka gerai di salah satu mal.
"Untuk penjualan secara offline kita sudah melakukan pembicaraan kerjasama dengan salah satu mal yang memiliki beberapa cabang di Indonesia. Masih tahap penjajakan," tuturnya.
Ke depan, Biyantie akan mengkolaborasikan penjualan online dan offline. Dengan strategi marketing tersebut diharapkan penjualan akan meningkat dari rata-rata Rp400 juta naik menjadi Rp500 juta-600 juta per bulan.Selain hadir online dan offline, Biyantie juga memanfaatkan pameran sebagai ajang branding. Selain di event Indonesia Fashion Week dan InaCraft, rencana fashion show di New York diharapkan akan semakin memperkenalkan brand Biyantie di kancah nasional dan internasional.
"Awal tahun ini, kita juga sudah melakukan proses re-branding dan kembali mengaktifkan komunitas Biyantie Addict," ujarnya.
(tdy)
No comments:
Post a Comment