loading...
Yang terbaru adalah wisata burung, dengan hadirnya Grafika Bird Park, di Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), di Cikole, Lembang. Bukan hanya burung, di tempat ini pun ada terdapat hewan lainnya seperti 18 ekor rusa, 5 jenis domba, dan berbagai jenis kelinci. Objek wisata ini pun menjelma menjadi sebuah mini zoo (kebun binatang mini) yang berada di antara kesejukan udara Bandung utara.
Khusus di wahana bird park, terdapat total 43 burung dari 23 jenis burung. Seperti burung paruh bengkok Macaw, Love Bird, Afrika Grey, Sun Konur, Barbian, Red Rumped, Mong Parkit, Galah, hingga Kakak Tua. Beragam jenis burung itu diimpor secara resmi dari Eropa dan Amerika Latin, harganya pun lumayan dari Rp30—400 juta.
Yang menjadi perhatian tentu saja dua jenis Hyacinth Macaw. Selain harganya yang mahal karena mencapai Rp400 juta, keistimewaan dari burung ini selain langka adalah rangka tubuhnya yang kokoh, skil trik dan free flightnya serta mampu mengenali pemiliknya. Burung ini ketika dilepaskan untuk terbang lalu dipanggil namanya maka dia akan menghampiri pemiliknya langsung.
"Wahana Bird Park ini memang baru dibuka, keinginannya untuk memberikan wisata edukatif kepada pengunjung khususnya dalam pengenalan jenis-jenis burung," kata General Manager Operasional Grafika Cikole, Sapto Wahyudi kepada SINDOnews di Lembang, Sabtu (29/9/2018).
Pengunjung yang ingin masuk ke wahana ini hanya perlu merogoh kocek Rp20.000 per orang. Mereka akan mendapatkan satu pakan burung kwaci dan fruit blend. Hanya saja karena sangkar burung raksasa ini tidak terlalu luas sekitar 25x13 meter maka setiap pengunjung yang akan masuk ke dalam di batasi per 10—15 orang dengan durasi waktu per 20 menit. Semua jenis burung di Grafika Bird Park ini didatangkan dari luar negeri, dengan mendapatkan surat resmi.
"Dipilihnya jenis burung paruh bengkok, karena burung tersebut memiliki warna yang sangat menarik, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Selain itu, burung paruh bengkok jenis burung yang sangat jinak dan dapat free fly," tutur Sapto.
Tenaga Fungsional BKSDA Jabar, Toni Setiana menyebut burung paruh bengkok merupakan burung impor yang statusnya tidak dilindungi. Namun, ketika didatangkan ke Indonesia maka tetap harus ada surat perdagangan Internasional, ada surat asal usul, dan sertifikatnya. Menurut Toni, Grafika merupakan salah satu mitra BKSDA Jabar dalam hal burung paruh bengkok sehingga untuk prosedur dan perizinannya sudah terdata lengkap.
"Sejauh ini pehobi burung itu ada yang komersil dan non komersil. Bagi yang komersil ada izin lanjutan seperti untuk izin penangkaran dan izin edar/jual. Jika dahulu izinnya dari menteri, sekarang izinnya cukup dari BKSDA," papar dia.
Sementara salah seorang pengunjung Yuna, 25, mengaku wahana burung ini sangat bagus dan indah karena lokasi yang berada di hutan pinus sehingga terasa nyaman dan seperti di kebun binatang. Dirinya berharap burung paruh bengkok ini bisa dilestarikan sehingga wisatawan dapat lebih banyak yang datang.
"Ini pertama kali saya lihat burung paruh bengkok dan ternyata sangat indah dan lucu," ucapnya.
(alv)
No comments:
Post a Comment