Pages

Thursday, November 15, 2018

Mengapa Industri Televisi Sangat Membutuhkan TV Rating?

loading...

JAKARTA - Rating sangat diperlukan oleh industri pertelevisian sebagai tolok ukur demi keberlangsungan industri pertelevisian Tanah Air. Demikian sebagaimana diungkapkan aktor senior Deddy Mizwar (Demiz) dalam sebuah seminar yang digelar di sebuah hotel di Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Dengan nada tanya, Demiz mengatakan, kalau tidak ada rating lantas apa pegangan untuk memasarkan sebauh produk? "TV Rating itu adalah untuk mendorong dinamika bisnis kan di media. Tapi, tentu harus ada penilaiannya," ujarnya di seminar "Ada Apa dengan TV Rating Indonesia".

Menurut Demiz, penilaiannya tentu tidak hanya menganut pada popularitas semata, melainkan juga harus memberikan konten yang berkualitas kepada masyarakat. Deddy, yang juga mendirikan rumah produksi Citra Sinema dengan fokus memproduksi sinetron dan film televisi merasakan perlunya sebuah rating.

Demiz mengakui bahwa tidak ada satu pun rumah produksi, apalagi stasiun televisi yang siap mengalami kerugian. Namun, dia masih bersikap legawa. "Berniaga itu tidak boleh rugi. Kalau duit hilang ya pahala minimal dapat, gitu saja sudah. Enak makan dan tidur ha.. ha.. ha..."

"Kalau mereka (stasiun televisi) mau turunin program saya di TV enggak apa-apa, di bioskop mau turunin, turunin aja enggak apa," tandasnya.

Rating sangat dibutuhkan dalam sebuah program, guna mengukur seberapa banyak program tersebut disaksikan oleh pemirsanya. Ini dipergunakan dunia industri untuk memasang iklan produk yang dijualnya untuk diperkenalkan melalui media.

Selama ini, lembaga riset AC Nielsen dianggap sebagai lembaga yang paling tepat untuk mengukur dan meriset sebuah program acara yang disiarkan oleh program televisi yang kemudian dipakai dunia industri untuk beriklan.

Mengenai hal itu, Demiz menganggap bahwa keberadaan lembaga rating di Indonesia sebagai lembaga periset sebuah program acara di stasiun televisi free to air memang diperlukan untuk kepentingan bisnis. Namun sayangnya, masih sedikitnya lembaga periset itu membuat lembaga tersebut terkadang kurang independen.

"Buat kami, rating sebuah program acara yang diriset oleh sebuah lembaga riset memang perlu. Adanya TV Rating itu diperlukan untuk mendorong dinamika bisnis kan di media" ungkap Deddy dalam menilai TV Rating.

Lebih lanjut, aktor kelahiran Jakarta, 5 Maret 1955 ini mengutarakan bahwa dengan adanya TV Rating, media televisi di Indonesia juga dituntut untuk menyuguhkan konsep tayangan dan program yang terbaik agar banyak ditonton oleh masyarakat yang berdampak pada pendapatan iklan dari industri yang berguna untuk memajukan televisi tersebut. Dan di jaman milenial ini, media juga harus mampu menyuguhkan tayangan-tayangan berkualitas yang juga disukai oleh generasi milenial yang memang kritis.

"Adanya TV Rating ini membuat televisi berlomba-lomba menyuguhkan program tayangan yang berkelas agar ditonton oleh pemirsanya. Hal itu yang perlu juga dipikirkan oleh para pelaku industri pertelevisian agar investor yang mau memasang iklan juga berdatangan. Apalagi sekarang televisi harus juga berani menelurkan inovasi buat menggaet kaum milenial agar mereka mau nonton televisi. Karena disadari atau tidak anak muda sekarang lebih dekat dengan gadget ketimbang menonton televisi," jelasnya.

Seminar ini juga menghadirkan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Obsatar Sinaga dan praktisi pertelevisian Achjuman Achjadi sebagai pembicara.

(nug)

Let's block ads! (Why?)

https://lifestyle.sindonews.com/read/1355063/166/mengapa-industri-televisi-sangat-membutuhkan-tv-rating-1542290569

No comments:

Post a Comment