loading...
Venue acara disetting sangat ramah buat medis sosial. Semua pengunjung bisa selfie dan posting di medsos masing-masing. Kanan-kiri, atas-bawah, 360 derajat penuh dengan objek foto yang keren.
"Bangga, Senang, Hebat. Tarian Kolosal Gending Sriwijaya di Benteng Kuto Besak nyaris tak ada cela. Semua pasang mata terfokus di panggung, koreografi, penata cahaya dan artis. Semuanya berlangsung sangat mengalir," tulis Menteri Pariwisata Arief Yahya, Minggu (16/6/2019).
Baca Juga:
Gelaran tersebut banyak pula diperbincangkan di media sosial. Buktinya, #OpeningFestivalSriwijaya2019 sempat menjadi trending topic nasional.
"Terima kasih juga buat #Genpi yang sudah membuat trending topic nasional #OpeningFestivalSriwijaya2019 dan membawa ratusan ribu orang posting melalui Twitter dan media sosial main, dengan hashtag yang sama," kata Arief.
Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty, juga ikutan sumringah. Tak ada kesan kecewa yang disiratkan wanita berkerudung itu. Komentarnya sangat positif.
“Sumsel memiliki beragam budaya. Salah satu karya terbaiknya Gending Sriwijaya. Ini merupakan tarian kolosal peninggalan kerajaan Sriwijaya. Sangat eksotis dengan gerak tari dan lagunya," tutur Esthy Reko Astuty.
Tari Gending Sriwijaya memang sangat bersejarah. Sangat pas dipentaskan di Benteng Kuto Besak. Awalnya, hanya dipentaskan oleh kalangan internal kerajaan. Maksudnya hanya satu, sebagai tari penyambutan bagi tamu kerajaan.
Yang menarik, tarian ini menyertakan sembilan penarin yang semuanya perempuan. Sembilan penari tersebut merupakan representasi dari sembilan sungai yang ada di Sumatera Selatan.
Gerak tari Gending Sriwijaya didominasi oleh gerak membungkuk dan berlutut. Sesekali penarinya melempar senyum sambil melentikan jari-jari kuku. Gerak tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang. Gerakan inti dalam tari Gending Sriwijaya adalah gerak penari utama yang membawakan tepak berisi sekapur sirih untuk diberikan kepada tamu kehormatan.
"Gerakan tarian dari Gending Sriwijaya sangat indah. Gemulai. Apalagi, pesan yang ingin disampaikan adalah keramahan masyarakat Sriwijaya. Gerakan tari ini khas dengan makna dalam dan nilai estetika tinggi," timpal Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.
Para penari Gending Sriwijaya mengenakan busana adat. Ada busana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot, dan Tanggai. Penari terdepan membawa tepak yang berisi Sekapur Sirih. Di belakangnya, ada dua penari lain yang membawa payung dan tombak. Mereka menjadi penari inti yang dikawal dua penari lain yang membawa payung dan tombak. Di belakangnya adalah para penyanyi Gending Sriwijaya.
"Sangat bagus. Semua pengunjung diajak mengenal lebih dekat profil Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Tarian ini menjadi warna khas dalam festival Sriwijaya XVIII 2019," tambahnya
Bagi Kiki, sapaan akrab Rizki Handayani, Sriwijaya memang fenomenal. Demikian juga dengan Gending Sriwijaya. Konten ini diyakini akan menguatkan warna budaya di sana. "Yang penasaran silakan datang ke Palembang Ada banyak sekali pengalaman yang bisa dibawa pulang setelah berwisata," tuturnya.
(alf)
No comments:
Post a Comment