Pages

Wednesday, December 5, 2018

Selamat Berpulang, NH Dini

Jakarta: Penulis sastra kenamaan NH Dini meninggal dunia pada Selasa sore kemarin, setelah menjadi korban kecelakaan lalu lintas di tol Semarang. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun nyawanya tidak tertolong.

NH Dini, yang bernama lengkap Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, adalah perempuan Bugis-Jawa kelahiran Semarang, 29 Februari 1936. Setelah lulus SMA jurusan sastra, dia tidak sempat melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi mengikuti setidaknya tiga kursus, yaitu Pramugari, Sejarah, dan bahasa asing.

NH Dini Meninggal Akibat Kecelakaan

Dini sempat bekerja di maskapai Garuda Indonesia pada 1957-1960, sebelum akhirnya terjun total ke dunia penulisan sastra. Namun sebelum itu pun, minat dan kecintaan Dini terhadap sastra sudah muncul sejak kecil.

Sejumlah nukilan biografi menyebut dia sudah rajin menulis karya sastra sejak kelas 3 SD. Sebelum membuat novel, dia telah membuat sajak, drama radio, dan cerita pendek yang dikirimkan ke media massa. Dia juga menulis biografi dan menerjemahkan buku berbahasa asing, salah satunya Sampar (La Peste) Albert Camus.

Ketika mendapat anugerah dari Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) di Bali tahun lalu, seperti dilaporkan Antara, Dini bercerita pengalaman pertama dia mendapat uang besar dari menulis sastra.

Pada era itu, dia merasa tidak belum cukup jika hanya menulis cerita pendek. Lantas Dini mulai menulis novel. Novel pertamanya berjudul Hati yang Damai (1961).

Salah satu novel Dini berikutnya adalah Pertemuan Dua Hati, yang diterbitkan pertama kali di halaman tengah Femina. Dari pemuatan karya tersebut, dia mendapat uang sebesar Rp1 juta yang terhitung besar pada 1970-an. Menurut Dini, uang ini disimpan sebagai alas tidur di bawah bantal. "Saya ingin benar-benar merasakan bahwa saya punya uang sebanyak itu."

Hingga akhir hayatnya, ibu dari sineas Pierre Coffin (sutradara dan aktor suara film Despicable Me) ini telah menulis lebih dari 30 buku terbitan. Beberapa lain di antaranya Pada Sebuah Kapal, Kemayoran, Keberangkatan, Namaku Hiroko, Jepun Negerinya Hiroko, Kuncup Berseri, Sebuah Lorong di Kotaku, La Barka, dan Orang-orang Tran. Sebagian menjadi bagian dari Seri Cerita Kenangan NH Dini.

Karya-karya NH Dini dianggap punya pengaruh kuat dan kerap menjadi bahan studi akademik bidang sastra, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi. Topik yang kerap dibahas antara lain pernikahan, perselingkuhan, dan peran gender.

Dalam ajang UWRF 2017, melengkapi sejumlah penghargaan sebelumnya, Dini menerima penghargaan prestasi seumur hidup atas kontribusi sebagai penulis dan aktivis dalam dunia sastra Indonesia. Dalam pidato, Dini menyebut bahwa sastra telah menjadi dunianya sejak muda.

Pelayat Beri Salam Perpisahan kepada NH Dini

Dini meninggal dalam usia 82 tahun. Saudara dan kerabatnya datang memberi salam perpisahan ketika jenazahnya disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri Banyumanik, tempat dia tinggal sejak beberapa tahun terakhir. Jenazah Dini akan dikremasi di Krematorium Ambarawa, sesuai permintaan mendiang sendiri semasa hidup.

Selamat berpulang, Ibu Dini...

(ELG)

Let's block ads! (Why?)

http://hiburan.metrotvnews.com/selebritas/nbwqQoDK-selamat-berpulang-nh-dini

No comments:

Post a Comment